Selasa, 25 Oktober 2011

MENGENAL TANAMAN KACANG HIJAU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Sampai saat ini kurangnya perhatian masyarakat diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.

Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu : lebih tahan terhadap kekeringan, hama dan penyakit relative sedikit, panen relative cepat, pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah, kegagalan panen total relatif kecil, harga jual tinggi dan stabil dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan buku yaitu untuk mengetahui cara membudidayakan kacang hijau dengaN baik.

BAB II

MENGENAL KACANG HIJAU

A. Deskripsi

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling.Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya.Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.

Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.

Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

Biji kacang hijau lebih kecil disbanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam.

Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.

B. Sistematika

Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (±60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram, atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut ini.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyldonae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Genus : Vigna

Spesies :Vigna radiata atau Phaseolus radiatus.

C. Manfaat

kacang berukuran kecil di antara jenis kacang-kacangan ini ternyata memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau / 100 gram antara lain.

Kandungan

Kadar

Protein

24,0 gram

Lemak

1,3 gram

Karbohidrat

56.7 garm

Kalsium

124 gram

Fosfor

326 gram

Vitamin B1

0,47 gram

Vitamin B2

0,39 gram

Selain kandungan gizi/vitamin, kacang hijau ternyata bisa menyembuhkan penyakit beri-beri, radang ginjal, melancarkan pencernaan, tekanan darah tinggi, mengatasi keracunan alkohol, pestisida, timah hitam, mengatasi gatal karena biang keringat, muntaber, menguatkan fungsi limpa dan lambung, impotensi, TBC paru-paru, jerawat, mengatasi flek hitam di wajah, dll.

Tidak kalah dengan kacangnya, kecambahnya juga memiliki manfaat seperti:

Ø Antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan dan mencegah penyebaran sel kanker.

Ø Kandungan vitamin E-nya membantu meningkatkan kesuburan.

Ø Sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan. karena bersifat alkalis (basa).

Ø Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tUBUH.

BAB III

BUDIDAYA KACANG HIJAU

A. Syarat tumbuh

Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya.Tanaman ini dapat ditanam di daratan rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Di jawa, tanaman ini banyak di tanam di daerah Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Mojosari, Jombang, Pekalongan, Banyumas, Jepara, Cirebon, Subang, dan Banten. Selain di jawa, tanaman ini juga ditanam di Madura, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah (50 - 200 mm/bln) dengan memanfaatkan sisa- sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman yang diairi, misalnya padi.Memiliki temperatur 25o - 27o C dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.

Tanaman ini tumbuh baik pada musim kemarau. Pada musim hujan, pertumbuhan vegetatifnya sangat cepat sehingga mudah rebah. Hamabatan utama penanaman pada musim hujan adalah penyakit yang menyerang daun dan polong.

Kacang hijau dapat tumbuh di segala macam tipe tanah yang berdrainase baik. Namun, pertumbuhan terbaik pada tanah lempung biasanya sampai yang mempunyai bahan organic tinggi.

Tanah yang mempunyai pH5,8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang hijau, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena penyediaan makanan terhambat.

Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang cukup.Unsure hara ini penting untuk meningkatkan produksinya.

B. Pola Tanam

Status kacang hijau dalam system usaha tani pada umumnya masih dianggap sebagai tanaman tambahan sehingga penanamannya dilakuakan pada musim tanam kedua atau ketiga pada saat hujan tidak mencukupi untuk usaha tani tanaman lain.

Kacang hijau kebanyakan ditemui dalam pertanaman campuran.Tanaman ini memberikan hasil yang baik jika ditanam secara tumpang gilir dengan jagung dan tebu. Di beberapa tempat juga ada yang ditanam secara monokultur. Di Asia, tanaman ini sangat cocok untuk rotasi tanaman setelah padi sawah. Lasan kuatnya adalah untuk memanfaatkan sisa- sisa kelembabpan tanah pada bekas tanaman padi.

Dengan sifatnya yang relative kering, kacang hijau sangat menguntungkan untuk pemanfaatan tanah, terutama jika kedelai atau kacang tanah tidak bisa tumbuh. Selain lebih tahan kering, kacang hijau juga berumur relative pendek.Hal ini juga sangat menguntungkan dalam pola tanam, terutama di tempat- tempat yang pengairannya kurang.

Menurut hasil penelitian IRRI (International Rice Research Institute), pengarah dari masa tanam sebelumnya terhadapan tanaman berikutnya (yang ditanam berturut- turut pada lokasi yang sama) adalahberbeda- beda. Hal ini perlu di perhatikan dalam penentuan tempat penanaman kacang hijau. Percobaan tersebut menggunakan tiga jenis tanaman , yaitu jagung, kacang hijau, dan kacang tunggak yang ditanam pada musim tanam berikutnya pada tempat yang sama dengan tanaman yang sama. Hal ini disebut allelopati dan sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya. Penurunan hasil tersebut sangat nyata jika dibandingkan dengan kacang hijau dan kacang tunggak yang ditanam setelah jagung.

Pergiliran tanaman (rotasi tanaman ) disebut juga sebagai pola tanam. Pada lahan yang berbeda, pola tanam kacang hijau berbeda pula. Beriku ini diberikan beberapa alternative pola tanam di lahan kering (tegalan), sawah tadah hujan, dan sawah

1. Lahan kering (tegalan )

Pada lahan kering(tegalan), kacang hijau ditanam pada akhir musim hujan (Februari- April). Kacang hijau ditanam sebagi tanaman kedua setelah pdi gogo atau tanaman lain, yaitu sebagi berikut.

Padi gogo – kacang hijau

Jagung – kacang hijau

Padi gogo -kedelai – Kacang hijau

Kedelai–Kedelai-Kacang hijau

Kacang tanah – Kacang hijau

2. Lahan Sawah tadah hujan

Pada sawah tadah hujan, kacang hijau ditanam setelah padi atau palawija lainnya.Namun, di daerah dengan curah hujan kecil di awal musim hujannya, kacang hijau ditanam sebagai tanaman pertama sebelum tanaman lainnya.Pola tanam kacang hijau di lahan sawah tadah hujan adalah sebagai berikut.

Kacang hijau-Padi-jagung/kacang tanah

Kedelai- padi- kacang hijau

Padi gogo- kacang hijau

3. Lahan sawah

Penanaman kacang hijau di lahan sawah biasanya dilakukan pada akhir musim kemarau (Juli- September), yaitu sebagai tanaman ketiga.Pola tanamannya sebagai berikut.

Pdai- padi- kacang hijau

Padi- jagung- kacang hijau

Padi- kedelai- kacang hijau

Pada lahan sawah beririgasi, rotasi tanaman pada umumnya adalah padi- padi- kacang hijau. Beberapa petani di Jawa Timur menanam kacang hijau dicampurkan pada tanaman kedelaai di lahan sawah mengikuti pola : padi- (kedelai + kacang hijau)- (kedelai + kacang hijau). Pada lahan tegalan, kacang hijau sering ditanam secara tumpang saridengan jagung atau tanaman ubi kayu.

Penggunaan masukan (input) untuk kacang hijau pada umumnya sangat minimal karena petani menanam kacang hijau dengan cara yang masih sederhana tanpa pengelolaan tanh, benih dibeli dari pasar yang tingkat kemurniannya diragukan, cara tanam benih tersebar, penyiangan minimal, dan tanpa pengendalian hama. Dengan cara tanam seperti itu, hasil yang diperoleh akan memberikan keuntungan bagi petani. Hasil kacang hijau secara nasional sekitar 0,70 ton/ ha tampaknya terlalu besar bagi sebagian besar petani kacang hijau di Indonesia.

C. Penyiapan Lahan

Kacang hijau banyak ditanam setelah tanaman padi.Penanamannya dilakukan dengan atau tanpa pengelolahan tanah.Namun, untuk mengoptimalkan produksi, penggarapan tanah merupakan factor utama, terutama untuk tanah padat (berat). Penggarapan tanah akan membantu perkecambahan biji yang nantinya akan mempengaruhi ketepatan dan keseragaman masak.

Pengelolahan tanah harus dilakukan dengan benar, agar kelembapan tanah menjadi ideal. Pembajakan hanya dilakukan bila tanahnya tidak terlalu basah.Jika pembajakan dilakukan pada saat tanahnya basah maka struktur tanah menjadi rusak.Setelah tanah dibajak atau dicangkul, selanjutnya dicangkul lagi untuk menghancurkan dan meratakannya.Setelah itu dibuat saluran –saluran untuk pengairan atau drainase.

D. Teknik Penanam

Penanaman kacang hijau secara monokultur ataupun tumpang sari sebaiknya dilakukan pada musim yang tepat.Menjelang berakhirnya musim hujan (musim marenagan, April- Mei) merupakan waktu yang paling baik.

Pada waktu penanaman, jarak tanam harus diperhatikan. Dengan jarak tanam yang tepat, sinar matahari akan dimanfaatkan secara optimum oleh tanaman kacang hijau dalam proses fotosintesisnya. Jarak tanam yang optimum untuk kacang hijau dipengaruhi oleh Varietas atau tipe tumbuh dan musim tanam.Jarak tanam kacang hijau umumnya dibuat panjang 20- 30 cm dan lebar 10- 20 cm.

Populasi tanaman juga berpengaruh besar terhadap produksi. Pada musim hujan, populasi tanaman yang baik antara 300.000- 400.000 tanaman/ ha (jarak antar barisan 50 cm)

Setiap lubang tanaman sebaiknya diisi dua butir benih. Kebutuhan benih tiap hektar tergantung pada ukuran biji dan varietas yng ditanam, biasanya 15- 25 kg/ha.

Pada umumnya tanaman kacang hijau membutuhkan tanah yang cukup lembab untuk perkecambahannya, sedangkan untuk masa pertumbuhan pertama (masa vegetative), hujan yang merata sangat diperlukan.Mulai saat masa pergantian dari masa vegetative ke masa generative hingga masaknya buah diperlukan iklim kering.Keadaan lembab yang terus- menerus tidak menguntungkan karena mengurangi pembuahan (bunga rontok), mengakibatkan berkecambahnya biji dalam polong, dan mengundang serangan penyakit.

E. Pengairan

Sifat kacang hijau yang menonjol dibandingkan dengan kedelai dan kacang tanah ialah relative tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, daerah yang relative kering (tidak cocok untuk kedelai dan kacang tanah) masih dapat ditanami kacang hijau. Meskipun demikian, tidak berarti kacang hijau tidak memerlukan air.

Air berguna sebagai pembentukan protoplasma, pelarut, media pengangkut hara, media berlangsungnya reaksi- reaksi metabolism, bahan baku fotosintesis, dan berpengaruh dalam fase pemanjangan serta proses pertumbuhan. Kurangnya air pada sel tanaman akan berpengaruh pada berbagai proses metabolism, termasuk fotosintesis sehingga dapat mengganggu produksi karbohidrat. Bila kekurangan air berlangsung secara terus – menerus akan mengakibatkan hancurnya protoplasma dan dapat mematikan tanaman.

Pertumbuhan tanaman kacang hijau tidak akan normal bila tidak cukup air selama perkecambahan berlangsung. Pada umumnya biji akan menghisap air sampai kira- kira 50% dari beratnya. Air yang dihisap tersebut harus tersedia dalam tanah.

Kacang hijau memerlukan air sebanyak 100- 150 mm pada bulan pertama setelah tanam (masa vegetative). Pada masa generative, jumlah air yang diperlukanlebih kecil. Sifat ini memungkinkan kacang hijau sangat potensial untuk ditanam pada lahan sawah dan lahan tegalan pada akhir musim kemarau karena kacang hijau berumur pendek sekitar 60 hari.

Kacang hijau yang ditanam di sawah perlu mendapat pengairan apabila tidak turun hujan selama satu minggu. Pengairan ini diberi sampai satu minggu menjelang panen. Air dimasukan melalui parit dan tidak boleh lama menggenang karena kacang hijau tidak tahan genangan air. Pada masa pertama pertumbuhannya pengaturan kelembaban tanah sangat penting.

F. Pemupukan

Tanaman kacang hijau biasanya tidak tanggap terhadap pupuk nitrogen (N) seperti urea, terutama apabila ditanam di tanh subur dan ada bakteri bintil akar yang aktif. Hal ini terjadi karena kacang hijau pada umumnya dapat mengikat nitrogen (N) dari udara bebas oleh bakterirhizobium yang terdapat di dalam bintil akar tanaman.

Penempatan pupuk dalam tanah dapat mempengaruhi perkecambahan benih, pertumbuhan tanaman, dan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman. Pemberian pupk pada lajur/ larikan pemupukan pada populasi yang ditanam dengan jarak tanam teratur serta cara tanamnya ditugal. Pemupukan dapat disebar merata pada setiap larikan benih atau ditugal dekat lubang benih yang ditanam. Pemberian pupuk lengkap N (urea), P (TSP atau SP-36) ,K (ZK/KCl), dengan dosis 50 kg Urea + 50 kg TSP + 50 kg KCl per hektar akan cukup memberikan pertumbuhan yang baik bagi tanaman. Perlu dijaga agar pupuk yang diberikan tidak kontak langsung dengan benih karena dapat mengakibatkan kerusakan benih dan menghambat perkecambahan. Pupuk diberiakan pada lajur/larikan tempat benuh sedalam 5 cm kemudian ditutup dengan tanah sampai rata.

Pada umumnya petani tidak melakukan pemupukan pada tanaman kacang hijau yang ditanam di lahan bekas tanaman padi.

G. Teknologi Produksi Benih

Benih kacang hijau yang digunakan pada dasarnya harus baiak dan bermutu tinggi. Benih yang baik dan bermutu tinggi kan menjamin pertanaman tumbuh baik dan hasil panen yang tinggi. Benih yang bermutu tinggi ditandai oleh :

1) Tingkat kemurnian dan nama varietas

2) Daya tumbuh lebih dari 80% dan vigornya bagus

3) Biji bernasnya, tidak keriput, dan dipanen dari tanaman yang sehat dan telah matang.

4) Bersih dan tidak tercampur dengan biji yang telah rusak / tanaman lain, atau biji rerumputan

Kemurnian benih dapat dipertahankan dengan :

1) Jaminan kebenaran nama varietas.

2) Kejelasan sumber varietas

3) Legalitas sumber varietas

4) Tingkat kemurnian varietas asal

5) Penanaman pada bekas tanaman lain (selain kacang hijau)

6) Penanaman dengan jarak tanaman teratur

7) Pembebasan lanati jemur, cara pembijian, dan wadah benih dari jenis/ tanaman lain.

8) Pembersihan dari jenis tanaman/ varietas lain yang ditemukan pada waktu tanaman masih tumbuh di lapang.

Benih bermutu dapat dihasilakan melalui cara budi daya memenuhi persyaratan produksi benih. Budi daya kacang hijau untuk tujuan produksi benih tidak terlalu jauh berbeda dengan budi daya untuk tujuan konsumsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain menyangkut persiapan lahan dan sortasi/ seleksi biji.

1. Persiapan lahan

Pemilihan lahan dan jenis tanah untuk penangkaran benih kacang hijau hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut.

a. Cukup gembur dan mempunyai kapasitas menahan air

b. Drainase cukup baik

c. Tingkat keasaman (pH) tanah 5,5- 6,5 (kacang hijau tidak tahan tumbuh pada pH relative tinggi maupun pada pH rendah kurang dari 5,5)

d. Lokasi berupa daratan rendah, sampai ketinggian sekitar 500 m dpl.

e. Lahan toleran terhadap kekeringan, tetapi curah hujan sekitar 700- 900 mm/tahun.

f. Suhu udara sekitar 28- 300C.

g. Lahan bukan bekas pertanaman kacang hiajua sebelumnya (musim sebelumnya) agar terhindar dari percampuran varietas maupun pengaruh alleopati (pertumbuhan tanaman kerdil dan hasil turun drastic pada kacang hijau yang ditanam sebagai tanaman kedua)

h. Lokasi disetujui oleh BPSB dan memenuhi syarat sertifikasi benih.

Setelah ditemukan lokasi yang sesuai, tanah diolah secara sempurna. Namun, khusus untuk lahan sawah tertentu, misalnya lahan sawah jalur pantura, bisa tanpa pengolahan tanah.Petakan dan saluran antarpetak mutlak dibuat bila system pengairan dari irigasi. Untuk mencegah kelembaban tanah yang terlalu tinggi petak dibuat lebar 3-3,5 m, panjang petak mengikuti panjang lahan. Saluran air dibuat dengan lebar 20-30 cm, sedangkan kedalaman saluran atau ketinggian petakan 20-30 cm.

2. Sortasi dan seleksi biji

Sortasi biji dilakukan secepatnya setelah pengeringan atau bersama dengan saat pengeringan.Biji ditampi atau diayak untuk memisahkan benih berkualitas bagus dan jelek.Biji yang bernas dan baik dipisahkan, kotoran biji dan biji yang jelek dipisahkan pula.Biji yang baik hasil penyortiran segera dikumpulkan dan disimpan di tempat terpisah.

Seleksi biji dapat dilakukan bersama dengan saat melakukan sortasi.Biji yang berbeda bentuk maupun warnanya dibuang.Bentuk biji dibedakan menjadi biji bulat (globose), bulat telur/oval (ovoid), dan bentuk drum (drum-shaped), dan lainnya.Sementara warna biji dibedakan menjadi hijau kuning mengkilat, hijau buram, hijau kekuningan, kuning, cokelat, dan lainnya.

BAB IV

GULMA, PENYAKIT DAN HAMA

Tingkat produksi kacang hijau secara kuantitas maupun kualitas sangat dipengaruhi oleh keberadaan gulma, hama, maupun penyakit. Untuk itu, pengendalian perlu dilakukan secara dini.

A. Gulma

Gulma atau tanaman pengganggu dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produksi tanaman kacang hijau.Dalam hal ini, gulam menjadi pesaing dalam pengambilan unsure hara dan sinar matahari. Selain itu, gulma dapat menjadi tanaman inang hama dan penyakit.

Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma sangat bervariasi, tergantung komposisi populasi dan jenisnya.Untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman kacang hijau harus bebas dari gulma sejak tanam sampai panen.

Pada awal pertumbuhan, kacang hijau harus benar- benar bebas dari gulma karena daya saingnya masih lemah.Pada fase pertumbuhan selanjutnya, kacang hijau dapat menekan pertumbuhan gulma, terutama bila telah menutupi tanah.

Berikut ini adalah macam gulma yang banyak tumbuh pada pertanaman kacang-kacangan pada umumnya.

v Graminea :

Eleusine indica, Cynodon dactylon, Setaria harbata, Panecumlistecen, Eragrotis uniloides, dan Asconopus compressus

v Cyperaceae : Cyperus rotundus

v Rumput berdaun lebar :

Ageratum conyzoides, Boreira latifolia, Commelina nudiflora, Eleutheranthera ruderalis, Mimosa invisa, Drymaria hirsuta, Boreira leavis, dan Ageratum maxicanum

Penggunaan herbisida pada kacang hijau belum tersedia data secara detail sehingga masih diperlukan penelitian lebih mendalam. Penggunaan herbisida ditingkat petani belum dilakukan, minimal untuk sebagian besar wilayah (petani). Beberapa penyebabnya antara lain :

a. Harga tidak terjangkau oleh petani

b. Tidak tersedia di lokasi/ wilayah/ areal pertanaman

c. Kurang pengetahuan penggunaan herbisida

d. Mungkin kurang menguntungkan.

Sebagai penggantinya, petani cukup menyiang secara mekanis.Penyiangan biasanya cukup dua kali, yaitu pada umur sekitar20 HST dan menjelang/ awal berbunga, sekitar 35 HST.Penyiangan jangan dilakukan pada saat tanah terlalu basah karena dapat merusak struktur tanah.

B. Hama

Usaha budi daya kacang hijau banyak mengalami kegagalan terutama karena serangan hama. Hama kacang hiaju sering menyerang tanaman yang masih ada di lahan atau menyerang biji yang telah disimpan di gudang. Berikut ini adalah beberapa hama penting yang sering menyerang tanaman kacang hijau.

v Lalat kacang (Agromyza phaseoli)

Ø Gejala

Gejala awal berupa bercak- bercak pada keeping biji atau daun pertama.Bercak ini merupakan tempat peletakan telur. Selanjutnya, terlihat liang gerek pada keeping biji atau daun pertama.

Ketika polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang.pada saat larva telah berada di pangkal akar, daun mulai layu dan kekuning- kuningan. Tanaman akan mati setelah berumur 3-4 minggu. Jika tanam tersebut dicabut akan didapati larva, pupa, atau kulit pupa diantara akar dan kulit akar. Tanaman yang diserang dan masih tetap hidup menampakkan akar- akar adventif di bagian terbawah dari batang.

Sejauh yang diketahui, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena kepingan biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak member kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.

Ø Penyebab

Lalat kacang (Agromyza phaseoli) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam mengkilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00- 10.00 pagi.Waktu mayahari bersinar terik, lalat ini bersembunyi didalam rumput di dekat tanaman kacang hijau.Lalat kacang bertelur pada pagi hari.Telurnya diletakkan pada keeping biji atau pada daun pertama.

Setelah telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keeping biji atau daun sehingga terbentuk liang. Belatungini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai pangkal akar. Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang diserang rata- rata terdapat 4-5 pupa

Ø Pengendalian

Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami Agromyzae Dodd, Eurytoma poloni, Eurytoma sp. ,dan cynipid.Selain itu, dapat pula dilakukan penyeprotan insektisida pada pagi hari, pada saat umur tanaman 4-10 HST.

v Penggerek polong (Etiella zinckenella)

Ø Gejala

Gejala serangannya terlihat pada kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka terdapat larva yang gemuk dengan kotoran- kotorannya berwarna hijau basah. Serangan pada polong kedua ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya bundar.

Ø Penyebab

Hama penyebabnya adalah penggerek polong (Etiella zinckenella). Penggerek polong kacang hijau sama dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas menggerek masuk kedalam polong menuju kebagian bawah. Larva ini memakan biji di dalam polong sampai habis kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya gemuk dan licin, larva yang masih kecil berwarna merah kebiru- biruan.

Ø Pengendalian

Hama ini dapat dikendalikan dengan cara mengatur waktu tanam yang tepat, pergiliran tanaman, dan upaya penanaman secara serentak. Dapat juga dilakukan penyemprotan insektisida dekametrin, sihalotrin, dan monokrotofos.

v Ulat Jengkal kedelai (Plusia chalcites)

Ø Gejala

Ulat ini menyerang yang sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal tulangnya saja.

Ø Penyebab

Hama penyebabnya adalah ulat jengkal kedelai (Plusia chalcites). Tubuhnya berwarna hijau.Bentuk dewasanya berupa kupu- kupu. Telur kupu- kupu ini diletakkan berkelompok sebanyak 50 butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva tersebut akan menjadi kepompong di antara daun yang danyam menjadi satu. Stadium pupanya 6 hari.

Ø Pengendalian

Pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan telur dan larva, sedangkan secara kimiawi dengan insektisida dekamentrin, sihalotrin, diflubenzuron atau monokrotofos.

v Kepik padi hijau (Nezara viridula)

Ø Gejala

Polong muda isinya terisap. Bila polong dibuka tanpak bijinya pipih tanpa isi. Bagian yang terserang tampak bercak hitam.

Ø Penyebab

Hama penyerang adalah Kepik padi hijau (Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang berwarna kuning secara massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir. Stadium telurnya selama 6 hari. Setelah telur menetes, larvanya berkumpul di polong dalam kelompok besar. Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan dari telur hingga dewasa selama 36 hari.

Ø Pengendalian

Pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan imago, telur, dan nimfa, sedangkan secara kimiawi dengan insektisida metamidofos dan karbaril.Selain itu, dapat juga dilakukan dengan penanaman serempak dengan kisaran waktu tidak lebih dari 26 hari.

v Thrips sp

Ø Gejala

Serangan hama ini menyebabkan daun menggulung ke dalam (keriting) karena sel- sel di bagian atasnya mengkerut.

Ø Penyebab

Kutu trips menyerang tanaman dengan menghisap cairan tanaman sehingga mengganggu proses fotosintesis dan mengakibatkan menurunnya hasil. Penurunannya dapat mencapai 60%, bahkan ridak menghasilkan sama sekali (puso) bila seranggannya berat. Pantas jika hewan ini merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase vegetative tanaman, serangan hama ini sangat rendah.

Ø Pengendalian

Pengendalian dengan menggunakan insektisida metamidofos, karbaril, atau monokrotofos.

v Kumbang Callosobruchus

Ø Gejala

Kumbang ini meletakkan telurnya pada permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva yang baru menetas langsung menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon sera bagian biji lainnya.

Ø Penyebab

Kumbang Callosobruchus maculates yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji kacang hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelurnya kumbang betina antara 40- 90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga menjadi dewasa sebesar 19-98%. Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya 1:1.

Ø Pengendalian

Biji sebaiknya disimpan dalam kantong plastic, karung plastic, atau kaleng yang tertutup rapat. Biji atau benih yang akan disimpan harus berkadar air rendah dalam kemasan kedap udara. Kadar air biji 90% dalam kemasan dapat mempertahankan biji selama 6 bulan. Cara lain yaitu dengan melakukan fumigasi dengan alumunium fosfit atau metil bromida atau dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif pirimiphos metil, femitrothion, atau metacrifos pada permukaan kemasan.

C. Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau umumnya disebabkan oleh cendawan atau virus. Berikut ini jenis penyakit utama yang menyerang kacang hijau.

v Bercak daun Cercospora

Ø Gejala

Pada helai daun timbul bercak cokelat muda sampai tua ditepinya, sedangkan di tengahnya berwarna abu- abu. Bercak ini berbentuk tidak teratur sampai bulat dengan ukuran bervariasi. Bercak ini dapat menyatu sehingga bertambah besar dan mengakibatkan daun mengering dan rontok. Ukuran polong dan biji menyusut. Di lapangan, gejala penyakit ini timbul pada umur 30- 35 HST

Ø Penyebab

Cendawan Cerospora canesens

Ø Pengendalian

Pengendalian dilakukan dengan penanaman varietas unggul yang tahan penyakit tersebut atau dengan menggunakan fungisida Benlate 50 WP sebanyak 0,5 g/liter air pada waktu tanaman berumur 30 dan 40 hari.

v Embun tepung

Ø Gejala

Gejala yang tampak berupa bercak cokelat yang tertutup oleh tepung yang berwarna putih. Gejala ini dapat timbul di seluruh bagian tanaman kecuali akar. Serangan yang hebat menyebabkan daun menjadi kering dan rontok, polong tidak terbentuk. Jika polong terbentuk maka akan pertumbuhannya terhenti dan menghasilkan biji yang kecil.

Ø Penyebab

Cendawan Erysiphe polygoni

Ø Pengendalian

Selain dengan menanam varietas yang tahan, penyakit ini dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida Benlate 50 WP sebanyak 1 g/liter air kemudian disemprotkan pada tanaman saat berumur 3 minggu atau dengan Benlate 50 WP sebanyak 0,5 g/liter air disemprotkan dengan interval 10 hari pada umur 30-50 hari.

v Karat daun

Ø Gejala

Mula- mula muncul bercak kecil berwarna terang pada kedua permukaan daun.Dalam beberapa hari, bercak berubah menjadi bintil berwarna cokelat kemerahan sebesar jarum yang dikelilingi oleh daerah berwarna kuning. Daun yang terinfeksi parah akan mengeringkan kemudian rontok.

Ø Penyebab

Cendawa Uromyces sp.

Ø Pengedalian

Pengendalian paling sederhana yaitu dengan menanam varietas yang tahan terhadap penyakit tersebut. Selain itu, dapat pula dengan menggunakan fungisida Dithane M-45 atau Bayleton sebanyak 2 g atau 2 cc/ liter air pada umur 25 hari, 35 hari, dan 45 hari.

v Kudis

Ø Gejala

Serangan yang berat dapat mengakibatkan daun muda yang terinfeksi menjadi keriting dan tanaman menjadi kerdil. Penyakit ini dapat menyerang daun, batang, atau polong.

ü Serangan pada daun berupa bercak cokelat sampai cokelat kemerahan, di sekeliling bercak sering tampak klorotis. Selanjutnya bagian tengah bercak menjadi abu- abu dan berlubang, umumnya berada di sekitar tulang daun.

ü Serangan pada batang berupa bercak bulat abu- abu sampai putih keabu- abuan di tengah dan dikelilingi batas yang cokelat kemerahan.

ü Serangan pada polong muda berupa bercak cekung, bulat panjang, atau tidak beraturan. Warnanya cokelat tua samapi cokelat kemerahandan tengahnya abu-abu. Bila polong masak, warnanya berubh menjadi lebih muda.

Ø Penyebab

Cendawan Elsinoe iwate.

Ø Pengendalian

Selain dengan penanaman varietas yang tahan, pengendalian dilakukan dengan fungisida Bavisitin, Benlate, dan Tropin M sebanyak 0,4 kg dan 1 kg/ ha per-aplikasi pada waktu tanaman beruumur 20 hari, 30 hari, dan 50 hari.

v Rhizoctonia

Ø Gejala

Kecambah rebah, pad bibit timbul bercak kemerahan pada pangkal batang dan akar, sedikit dibawah permukaan tanah.Selanjutnya, bercak melebar menjadi cekung, dan tanaman mati. Cendawan ini juga dapat menyebabkan daun membusuk. Mula- mula timbul bercak cekung kecil kemudian melebar sehingga daun beserta tangkainya membusuk berrwarna cokelat kehitaman.

Ø Penyebab

Rhizoctonia solani.

Ø Pengendalian

Perbaikan drainase dengan membuat guludan dan selokan sehingga tanah tidak terlalu basah. Gunakan fungisida untuk perawatan benih. Pengendalian secara biologis dengan member biakan jamur Trichoderma harzianum berumur 1 minggu pada pangkal batanguntuk menghindri rebah kecambah.

v Belang bangkas kacang hitam

Ø Gejala

Daun belang, tuang daun menjadi kekuningan, dan terjadi distorsi bentuk daun.

Ø Penyebab

Virus belang bangkas kacang hijau atau black gram mottle virus (BGMV)

Ø Pengendalian

Pengendalian dengan menanam varietas yang tahan, mencabut dan membakar tanaman yang terserang, atau dengan insetisida untuk memberantas serangga vector di lapangan.

v Mosaik kuning

Ø Gejala

Luka nekrotis pada daun yang terinfeksi, mosaik sistemik, distorsi bentuk daun.

Ø Penyebab

Virus mosaik kuning atau bean yellow mosaic virus (BYMV)

Ø Pengendalian

Pengendalian dengan menanam varietas tahan, melakukan pergiliran tanaman, atau dengan insektisida pembunuh serangga vector.

v Mosaik kacang hijau

Ø Gejala

Tanaman menjadi kerdil, mosaik sistemik, dan belang sistemik.

Ø Penyebab

Virus mosaik kacang hijau atau mungbean mosaic virus (MMV)

Ø Pengendalian

Pengendalian dengan menanam varietas yang tahan, melakukan pergiliran tanaman, mencabut dan membakar tanaman sakit, dan menggunakan insectisida pembunuh serangga veCTOR.

BAB V

PANEN DAN PASCA PANEN

A. Panen

Kacang hijau umumnya berumur genjah (pendek). Ciri-ciri kacang hijau saatnya dipanen adalah sebagai berikut:

1. Tanaman berumur 58-65 hari setelah tanam, kecuali varietas yang berumur panjang (lambat) baru dipanen pada umur maksimum 100 hari setelah tanam.

2. Polong berwarna cokelat sampai hitam dan kulitnya keras atau mengering.

3. Polong sebagian besar mudah pecah.

Panen polong kacang hijau dapat dilakukan serempak, tetapi pada beberapa varietas dipanen bertahap hingga 2 – 3 kali pemetikan. Pemanenan jangan terlambat karena dapat menyebabkan polong pecah-pecah dan bijinya berjatuhan ke tanah. Waktu panen yang paling baik (tepat) adalah pada saat polong berwarna cokelat atau hitam dan masih utuh. Cara panen polong kacang hijau adalah dengan memetik polong satu per satu dengan menggnakan tangan. Pada varietas kacang hijau yang polongnya masak serempak, pemungutan hasil dapat dilakukan dengan cara memotong tangkai polong (buah) menggunakan pisau atau gunting yang tajam.

B. Pascapanen

Penanganan pascapanen polong kacang hijau untuk memproduksi biji meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan Hasil

Kumpulkan dan tampung hasil panen dalam karung goni untuk segera diangkut ke tempat (gudang) penampungan hasil.

2. Pengeringan
Keringkan polong kacang hijau dengan cara dijemur atau menggunakan alat pengering.

3. Pembijian

a) Masukkan polong kacang hijau kering ke dalam karung goni.

b) Pukul-pukul karung goni berisi polong kacang hijau tadi dengan sepotong kayu atau bambu hingga polong pecah-pecah.

c) Tampi polong kacang hijau yang telah pecah dengan tampah (nyiru), kemudian pisahkan biji-bijinya.

d) Masukkan biji kacang hijau ke dalam wadah.

4. Sortasi

a) Pisahkan biji kacang hijau berdasarkan varietas, biji rusak atau cacat atau terserang hama dan penyakit serta kototran lainnya.

b) Tampung biji yang mulus dan bebas dari kotoran ke dalam wadah yang ditutup rapat.

5. Penyimpanan
Simpan wadah berisi biji kacang hijau di tempat atau rungan yang bersih dan kering, sirkulasi udaranya baik, dan bebas dari wabah hama dan penyakit. Untuk memperpanjang daya simpan, kadar air biji dipertahankan sekitar 10% - 12%.

BAB VI

MEDIA DAN METODE


A. Penanaman

v Alat dan Bahan

§ Alat :

Ø Cangkul

Ø Polybag

Ø Penggaris

Ø Air

§ Bahan :

Ø Biji Kacang Hijau

Ø Pupuk Organik

Ø Pupuk NPK

Ø Tanah

v Cara Kerja

Ø Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan, pilih benih yang sehat, buatlah media dengan campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1 serta pupuk kandang lalu masukkan ke dalam polybag berukuran ± 5 Kg.

Ø Sebelum benih dimasukan kedalam media. Benih kacang hijau direndam selama 24 jam. Setelah mengembang, Masukan benih kacang hijau yang sudah dipilih kedalam tanah.

Ø Setelah itu media disiram dengan air bersih hingga cukup basah.

Ø Letakkan polybag tersebut ditempat yang sejuk dan terkena sinar matahari.

Ø Lakukan penyiraman pagi dan sore secukupnya. Siram pupuk NPK setiap 2 minggu sekali.

BAB VII

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No

Waktu (tanggal)

Fase dan Keadaan Tanaman

1

4 April 2011

Mulai menanam (masih berbentuk biji)

2

9 April 2011

Daun pertama setelah daun lembaga. Tinggi pohon 6,5 cm

3

14 April 2011

Daun berangkai tiga yang pertama. Tinggi pohon 10,5 cm

4

19 April 2011

Daun berangakai tiga yang kedua. Tinggi pohon 14,5 cm.

5

24 April 2011

Daun berangkai tiga yang ketiga. Tinggi pohon 23 cm.

6

29 April 2011

Daun berangkai tiga yang keempat. Tinggi pohon 26 cm.

7

4 Mei 2011

Daun berangakai tiga yang kelima. Tinggi pohon 31 cm

8

9 Mei 2011

· Daun berangakai tiga yang keenam

· Tanaman mulai berbunga

· Tinggi pohon 31,2 cm

9

14 Mei 2011

· Daun berangakai tiga keenam

· Di daun terdapat bercak coklat (terkena Penyakit)

· Pengembangan polong

· Tinggi pohon 32,5 cm

10

23 Mei 2011

Polong berwarna hijau, yang berisi 9 biji kacang hijau. Panjang polong 6cm dan tinggi pohon 33 cm

11

31 Mei 2011

Di dalam Polong memiliki isi 11 biji kacang hijau. Panjang polong 11 cm dan tinggi pohon 36 cm.

12

6 Juni 2011

Buah polong siap panen. Tinggi pohon 36 cm

Tabel Fase- fase pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.

Grafik Pengamatan Pertumbuhan kacang Hijau

B. Pembahasan

Dari hasil pertumbuhan dan perkembangannya yang telah ditanam ± 4 bulan dapat disimpulkan bahwa proses penanaman kacang hijau tidak terlalu sulit, hanya saja memerlukan keahlian dan keterampilan khusus. Kacang hijau dapat tumbuh baik dimusim kemarau, jika musim hujan pertumbuhan vegetative lebih cepat sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit.

Pada pengamatan ke-9 daun terkena penyakit bercak daun cercospora, dimana helai daun timbul bercak cokelat muda sampai tua ditepinya, sedangkan di tengahnya berwarna abu- abu. Bercak ini berbentuk tidak teratur sampai bulat dengan ukuran bervariasi. Bercak ini dapat menyatu sehingga bertambah besar dan mengakibatkan daun mengering dan rontok. Yang disebab oleh Cendawan Cerospora canesens.

Dalam penggunaan pupuk NPK tinggi pohon 36 cm. Hal ini diduga karena unsur N berperan pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyakpa (1988) bahwa bilamana terjadi kekurangan unsur hara N maka pada tanaman akan terjadi penghentian proses pertumbuhan dan reproduksi sedangkan bila jumlahnya cukup tersedia akan membantu dalam proses pertumbuhan organ vegetatif pada umumnya. Nitrogen harus tersedia di dalam tanaman sebelum terbentuknya sel-sel baru, karena pertumbuhannya tidak dapat berlangsung tanpa N.

A. Kesimpulan

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (±60 hari). Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu :

1. lebih tahan terhadap kekeringan

2. hama dan penyakit relative sedikit

3. penen relative cepat, pada umur 55-60 hari

4. cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relative mudah

5. kegagalan panen total relative kecil

6. harga jual tinggi dan stabil

7. dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah

Dalam kacang hijau terdapat kandungan gizi, antara lain; dalam 110 gram kacang hijau mengandung 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2 gram lemak, vitamin A, B1, 1,157 IU, mineral berupa fosfor, zat besi, dan mg. Selain kandungan gizi/vitamin, kacang hijau ternyata bisa menyembuhkan penyakit beri-beri, radang ginjal, melancarkan pencernaan, tekanan darah tinggi, mengatasi keracunan alkohol, pestisida, timah hitam, mengatasi gatal karena biang keringat, muntaber, menguatkan fungsi limpa dan lambung, impotensi, TBC paru-paru, jerawat, mengatasi flek hitam di wajah, dll.

B. Saran

Agar mendapatkan mutu yang diinginkan dan tidak terjadi penurunanan kualitas maupun kuantitasnya, maka penangan pascapanen harus diperhatikan dengan cermat. Penanganan pascapen menjadi penting karena menjadi tahap awal sebelum kacang hijau diolah untuk dikonsumsi.


DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Andi Apryani. 2007. Petunjuk Praktikum

Dasar-dasar Agronomi. Serang: Jurusan Agronomi-Faperta Untirta.

Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta ; Gramedia.

S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Penerbit Universitas Lmpung.

http://sulsel.litbang.deptan.go.id/
















Penulis Buku ini bernama Maya Rosalia Dewi lahir di Bekasi, 22 Agustus 1990. Anak Pertama dari dua bersaudara. Lahir dari pasangan Budi Tejasukmana dan Nani Sutiani, Menghabiskan masa kecilnya di Bekasi, sementara masa sekolahnya di Bekasi dan di Bogor.

Sekarang sedang mengenyam pendidikan S1 jurusan FKIP Program Studi Pendidikan Biologi di Universitas Pakuan Bogor.

Dengan pembuatan buku ini penulis berharap dapat bermanfaat untuk pembaca.